Saya hanya akan menyederhanakan saja kedua istilah tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedua kata ini sama sekali tidak ada. Sementara dalam Kamus Bahasa Inggris kata hoax berarti kabar bohong, sedangkan kata viral diterjemahkan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan virus. Dengan demikian, jika disederhanakan, maka viralisasi hoax dapat dimaknai sebagai penyebaran hoax.
Seperti diketahui, sejak kemunculan media sosial dalam lebih kurang sepuluh tahun terakhir, penyebaran informasi semakin cepat dan tanpa mengenal batas teritorial. Segala informasi terbang bebas tanpa ada yang bisa menghalangi.
Di zaman ini, seorang perempuan cantik yang kentut di Boston pun , suaranya bisa sampai ke Beureuenun. Terlebih lagi jika kita mencoba mencarinya dan bersungguh-sungguh. Demikian hebatnya peran media sosial sebagai saluran ekspor dan impor informasi di zaman ini.
Tidak hanya informasi positif yang mencerahkan, bahkan informasi bohong yang populer disebut hoax pun menemukan kejayaannya di era media sosial. Ia meloncat-loncit dan menggelinding tak terkendali dari satu beranda ke beranda lain. Menyebar sangat cepat.
Sebagian hoax tersebar secara “alami” akibat ketidaksengajaan atau ketidakhati-hatian beberapa warga maya (netizen). Sementara sebagian yang lain memang sengaja disebarkan dengan maksud tertentu. Dalam kondisi inilah terjadi viral. Disebut viral sebab ia menyebar cepat layaknya virus.
Seperti kita saksikan sendiri, atau mungkin kita terlibat di dalamnya (?), bahwa sampai saat ini viralisasi hoax masih terus terjadi di media sosial.
Kondisi ini akhirnya melahirkan dua anggapan; bahwa setiap yang viral adalah hoax dan setiap hoax pasti viral. Anggapan ini tentunya tidak seluruhnya benar. Artinya, tidak semua yang viral itu hoax. Ada banyak sekali informasi shahih yang juga viral di media sosial. Demikian pula dengan kondisi hoax, juga tidak semuanya menjadi viral. Banyak hoax yang kemudian tenggelam dan gagal viral.
Kesimpulannya?
Banyak hoax yang viral di media sosial.
Tidak semua hoax viral di media sosial.
Tidak semua yang viral di media sosial itu hoax.
0 Comments