Setelah membolak-balikkan posisi buku dan membongkar beberapa tumpukan buku di lantai, saya pun menyemprot racun serangga di pojok-pojok ruangan. Hal ini saya lakukan untuk mengantisipasi kehadiran semut dan binatang-binatang kecil yang dapat merusak buku.
Setelah semuanya selesai, saya pun memeriksa sebuah lemari kecil, tempat saya menyimpan beberapa sisa buku saya yang belum terjual. Buku yang berasal dari kumpulan tulisan saya ini terbit pada 2017 lalu. Saya sengaja menyimpan beberapa eks di sebuah lemari untuk stok jika nantinya ada yang membutuhkan. Sialnya, ketika membuka lemari kecil itu, rayap terlihat sedang berpesta-pora. Buku tersebut ternyata sudah menjadi korban rayap tanpa saya ketahui sebelumnya.
Melihat kondisi buku yang sudah tidak mungkin diselamatkan lagi, saya pun mencoba mengumpulkan sisa-sisa buku yang hancur untuk kemudian saya buang. Ada perasaan marah meihat buku yang kita tulis sendiri seenaknya dicincang oleh binatang kecil yang seumur hidupnya memang tidak pernah sekolah. Saya ingin marah, tapi saya tidak mungkin memarahi rayap.Kemampuan komunikasi saya belum mampu menyentuh alam binatang.
Akhirnya, buku-buku itu pun saya angkut dan buang keluar untuk kemudian saya bakar. Gara-gara rayap celaka!
0 Comments