Gerilya para caleg tidak hanya berlangsung di pusat-pusat kota, tapi juga di pelosok desa. Kita tentu pernah mendengar syair lagu bahwa gunung tinggi akan kudaki dan samudera kuseberangi. Sekaranglah masanya para caleg mendaki dan menyeberangi demi menuju kursi DPR.
Dalam gerilya ini, para caleg tidak akan merasa goyah dengan badai yang mengadang. Hujan petir dan angin ribut, bahkan topan sekali pun tak menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita menuju parlemen.
Siang malam pagi petang para caleg kita terus berjuang tiada henti, tanpa lelah dan tanpa bosan. Terus berkobar-kobar dengan semangat menyala-nyala.
Salah satu tempat yang menjadi incaran para caleg (mungkin oknum) saat ini adalah tempat-tempat pesta alias rumah kenduri. Tidak hanya hadir ke sana, tapi sebagian para caleg juga memajang papan bunga di sepanjang jalan menuju tempat pesta.
Di rumah kenduri ini kita bisa menyaksikan pajangan papan bunga yang hampir mirip dengan suasana pameran. Papan bunga dengan berbagai ukuran itu memuat foto manis para caleg dengan berbagai gaya; mulai dari senyum tipis, senyum lebar, tertawa lepas dan juga melambai tangan.
Pakaian yang dipakai pun beragam; mulai dari pakaian haji sampai pakaian adat yang biasa terlihat di karnaval. Semarak nian!
Di musim politik seperti sekarang, tempat pesta menjadi salah satu arena kampanye yang lumayan efektif untuk menebar pesona. Di sana tersedia lapak-lapak gratis untuk papan bunga dengan berbagai harga.
Bahkan jika seandainya kita lupa nama-nama caleg yang akan kita pilih nanti, maka tidak perlu gusar dan tak perlu pula menelepon KPU. Kita cukup berkunjung ke tempat-tempat pesta dan segera ingatan kita akan kembali semula. Wajah para caleg bertaburan dan menyemak di sana, menyambut para tamu yang berkunjung.
0 Comments