Di luar tujuan itu pastinya masih banyak tujuan lain yang dimiliki oleh seorang penulis untuk mendedikasikan dirinya dalam dunia ini. Penulis yang berangkat dari tujuan-tujuan itu akan menulis sesuai dengan tujuannya masing-masing.
Tersebab berbeda tujuan yang dimiliki, maka corak penulis pun beragam dan saling berlainan. Ada penulis-penulis merdeka yang menulis sesuai keyakinannya, pikirannya dan perasaannya tanpa menerima intervensi dalam bentuk apa pun dari siapa pun. Apa yang ditulisnya adalah hasil pikiran mandiri tanpa terkecoh dengan iklim dan cuaca di sekelilingya. Penulis serupa ini tidak peduli dengan tekanan, cemoohan dan sindiran dari siapa saja yang ingin memengaruhinya. Dia tetap berdiri tegak di atas prinsip dan kebebasan pikir tanpa dihantui bayangan ketakutan. Tidak ada jarak antara mereka dengan tulisannya. Dari tulisan semisal itu pula memantul kepribadian penulisnya.
Di luar itu ada pula penulis-penulis bebal, picik dan hipokrit yang menulis dalam kepasrahan, kebimbangan dan kecemasan. Mereka tidak mampu menguasai pikirannya sendiri dan selalu saja larut dalam buaian dan godaan dari luar dirinya. Segala bentuk guratan pikiran, peristiwa dan perasaan yang dikemasnya dalam tulisan hanyalah fatamorgana dan ilusi belaka. Mereka berada jauh dari tulisan-tulisannya sehingga tulisan-tulisan itu tidak pernah sekali pun mewakili kepribadian penulisnya. Mereka adalah penulis-penulis hipokrit. Mereka tidak pernah jujur dalam tulisan-tulisannya.
Seperti dikatakan Al-Manfaluthi dalam Terjemahan Majdulin (A.S. Alatas, 1985), bahwa penulis-penulis hipokrit adalah mereka yang memuji-muji petani dalam tulisannya nan panjang lebar sebagai orang yang berjasa terhadap kemanusiaan, tapi ketika para petani berpapasan dengan mereka dan mengulurkan tangan, si penulis itu justru mundur teratur dan menarik tangannya agar tidak terkotori lumpur dari petani.
Ilustrasi antara penulis dan petani yang ditulis Al-Manfaluthi dalam novel terjemahan dari penulis Perancis, Alphonso Karr, hanya sekadar contoh belaka guna menggambarkan rupa penulis hipokrit yang ada di sekeliling kita – atau mungkin kita sendiri termasuk ke dalamnya. Tulisan-tulisan penulis hipokrit harus dilihat sebagai sesuatu “yang lain” atau kamuflase yang berbelok dari realitas sebenarnya.
0 Comments