Ada banyak ragam strategi kampanye yang dilakukan para caleg guna meningkatkan elektabilitasnya, salah satunya melalui media sosial. Mereka berharap melalui strategi tersebut akan sukses terpilih sebagai anggota dewan.
Tidak dipungkiri bahwa media sosial memiliki peran besar melahirkan sosok-sosok “populer” dalam waktu singkat. Ada banyak sekali contoh untuk diurai terkait klaim ini.
Seperti kita lihat, sosok-sosok yang sebelumnya “gelap” tak dikenal, tiba-tiba saja populer hanya karena hobi update status di facebook. Seketika saja ia menjadi tokoh karismatik dengan sejumlah pengikut fanatik.
Bukan tidak mungkin kenyataan itulah yang kemudian mendorong sebagian caleg untuk berkampanye di media sosial. Tentunya bukan hanya caleg, bahkan calon presiden pun turut berselfi ria di media sosial.
Namun demikian, tulisan ini tidak bermaksud berdebat terkait efektivitas kampanye di media sosial, sebab debat semacam itu tidak akan memuaskan siapa pun. Lagi pula sudah ada peneliti yang memiliki kesimpulan sendiri-sendiri terkait efektivitas dimaksud.
Tulisan ini hanya ingin menyinggung beberapa oknum caleg yang terkesan larut di media sosial. Mereka tertipu oleh imajinasinya sendiri ketika berkampanye di medsos.
Mereka menghabiskan seluruh energinya di medsos berhari-hari, berbulan-bulan sampai akhirnya pemilu pun tiba tanpa mereka sadari. Akibat imajinasi dan harapan palsu mereka pun gagal melenggang ke kursi parlemen.
Kesadaran baru akan menyapa, ketika tak selembar pun nama mereka tercoblos di kotak suara. Saat itulah mereka baru mengerti bahwa pemilih itu ada di kampung-kampung dan di sudut kota, bukan di medsos; bukan di facebook dan bukan pula di twitter, apalagi instagram.
Kampanye medsos hanya berdampak pada popularitas, dan popularitas belum tentu berdampak pada elektabilitas. Dalam kenyataannya tidak semua yang dikenal itu dipilih. Dengan demikian, menjadikan medsos sebagai satu-satunya corong kampanye adalah tindakan bodoh, untuk tidak menyebut tolol, sebab pemilu tidak berlangsung di facebook.
Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…
0 Comments