Meskipun kerap digunakan dalam dunia dagang, namun “pekerjaan” makelar juga sering ditemui dalam dunia politik, khususnya politik praktis alias pemilu. Perbedaannya cuma terletak pada kejujuran si makelar tersebut. Dalam dunia dagang, makelar adalah bagian dari profesi yang diakui sendiri oleh pelakunya. Sebaliknya, dalam dunia politik, khususnya dalam pemilu, si makelar justru berlagak sebagai bukan makelar.
Makelar perdagangan mencari keuntungan dari usahanya sebagai perantara dalam aktivitas dagang alias jual beli antarpihak. Hal serupa juga dilakukan makelar pemilu, di mana ia menjadi perantara yang menghubungkan politisi semisal caleg, cagub, cabup atau cawalkot dengan pemilih.
Idealnya seorang makelar pemilu bertindak sebagai tim sukses, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Dalam melakukan aktivitasnya, makelar pemilu biasanya hanya menyamar sebagai tim sukses untuk mencari keuntungan dari politisi di musim pemilu.
Menjelang pemilu, para makelar ini akan berkeliaran mencari mangsa. Mereka akan berusaha mendekati semua politisi, khususnya caleg untuk ditipu.
Berbeda dengan tim sukses yang fokus bekerja untuk caleg atau cabup tertentu, makelar pemilu justru mendekati seluruh caleg/cabup dengan mantra memukau sehingga semua mangsa pun terpukau.
Caleg-caleg baru biasanya akan mudah tergoda dengan aksi makelar pemilu yang terlihat cukup profesional sehingga mereka pun mengeluarkan sejumlah dana kepada para makelar. Dan si makelar pun tersenyum karena telah sukses menipu.
0 Comments