Beberapa waktu lalu media cetak terbesar di Aceh, Serambi Indonesia telah melakukan beberapa perubahan dalam tampilannya. Salah satunya pada Kolom Opini.
Sebelumnya di kolom tersebut berisi dua opini. Dalam setiap terbitannya selama ini Serambi Indonesia menerbitkan dua opini perhari yang ditulis berbagai kalangan. Opini-opini tersebut terbit dari Senin sampai Sabtu. Di waktu tertentu di bagian bawah kolom itu juga terbit Surat Pembaca melalui rubrik Droe Keudroe.
Sementara di halaman bagian depan terdapat Kolom Citizen Reporter yang berisi laporan-laporan perjalanan masyarakat Aceh yang berada di luar negeri. Umumnya laporan ini ditulis oleh mahasiswa Aceh yang sedang belajar di luar negeri.
Sejak beberapa waktu lalu, setelah terjadi perubahan, Kolom Opini yang awalnya berisi dua opini, saat ini hanya tersisa satu kolom. Dengan kata lain hanya satu opini yang bisa dimuat dalam satu hari.
Menurut keterangan pihak redaksi, hal ini dilakukan untuk menyediakan tempat bagi kolom Jurnalisme Warga yang berisi laporan-laporan masyarakat dari dalam negeri. Akibatnya halaman opini bagian bawah saat ini diisi oleh Jurnalisme Warga. Jadi, di halaman tersebut terdapat dua tulisan: satu Opini dan satu Jurnalisme Warga.
Di satu sisi perubahan ini telah memberikan kesempatan bagi segenap masyarakat untuk melaporkan berbagai kegiatan, kondisi daerah atau laporan-laporan lainnya dari dalam negeri melalui Jurnalisme Warga. Namun di sisi lain, penambahan tersebut telah berdampak pada semakin kurangnya tempat bagi tulisan yang berisi opini.
Padahal, untuk jenis laporan warga tersebut masih bisa ditampung di Citizen Reporter. Artinya, Kolom Citizen Reporter tidak harus berisi laporan dari luar negeri, tapi juga bisa dari dalam negeri, karena karakter tulisan di Jurnalisme Warga sama dengan tulisan Citizen Reporter. Perbedaannya hanya terletak pada lokasi pelaporan; dalam dan luar negeri.
Seandainya pihak redaksi memilih menggabungkan dua kolom tersebut, maka Kolom Opini masih bisa menerbitkan dua artikel perhari seperti media lain pada umumnya. Namun demikian, keputusan tertinggi tentunya berada pada redaksi.
0 Comments