Bagaimana cara mengirim artikel ke koran?
Selain tentang bagaimana cara menulis, pertanyaan ini juga kerap muncul dalam pelatihan menulis. Pertanyaan ini biasanya diajukan oleh mereka yang memang punya semangat untuk menulis dan menerbitkan tulisan.
Seperti saya jelaskan di tulisan sebelumnya, bahwa bagi sebagian orang, menulis di koran itu penting, bukan sekadar soal honor tulisan, tapi juga soal ‘eksistensi.”
Tulisan yang terbit di koran sudah tentu dibaca, atau minimal dilihat oleh banyak orang, berbeda dengan tulisan di buku catatan yang hanya menjadi dokumentasi pribadi dan tidak bisa diakses oleh publik.
Meskipun saat ini telah muncul media online dan juga media sosial, di mana tulisan-tulisan kita juga bisa dibaca banyak orang dalam versi digital, namun tulisan yang terbit di koran cetak masih tetap dianggap lebih bergengsi. Artinya, aroma kertas dan tinta meski telah mulai digeser oleh ‘proyek digitalisasi’ tetap saja memiliki daya pikat tersendiri bagi sebagian orang.
Karena itu, pertanyaan tentang cara mengirimkan artikel ke koran masih terus muncul hingga saat ini.
Cara Mengirim Artikel ke Koran
Tulisan ini menjelaskan tahapan yang dilalui penulis sebelum mengirim tulisan ke koran, yaitu sebelum menulis (persiapan), (cara) menulis dan setelah menulis.
Sebelum Menulis Artikel ke Koran
Secara sederhana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menulis artikel di koran:
Pertama, mengenali karakteristik koran
Mengenali seluk-beluk dan kecenderungan atau visi-misi koran adalah hal penting yang harus diperhatikan agar tidak salah sasaran. Jangan sampai kita mengirimkan tulisan berbahasa Indonesia ke koran berbahasa Inggris seperti Jakarta Post atau ke koran berbahasa Mandarin, kecuali ada permintaan untuk diterjemahkan.
Penulis juga harus memperhatikan ideologi yang diusung oleh koran. Artinya, jangan sampai mengirim artikel ‘anti agama’ kepada koran-koran ‘religius’ dan sebaliknya jangan mengirim artikel soal ketaatan kepada koran ‘ateis.’
Dua hal di atas hanya contoh belaka untuk menekankan kepada penulis pemula bahwa mengetahui karakteristik koran sangatlah penting.
Selain itu, jika ingin menulis artikel opini dan mengirimkan ke koran, pastikan juga koran yang menjadi tujuan kita tersebut memiliki kolom opini. Ini juga penting agar usaha yang kita lakukan tidak sia-sia. Faktanya tidak semua koran menyediakan kolom opini.
Kedua, mengetahui format dan jumlah karakter/ kata artikel
Setiap koran memiliki aturan berbeda-beda dalam menentukan format dan jumlah karakter untuk artikel opini. Ada koran yang menentukan model font harus Arial dan spasi 2. Ada juga yang menggunakan spasi 1,5 dengan format A4 dan seterusnya.
Demikian pula dengan jumlah karakter/kata artikel juga berbeda-beda. Ada koran yang hanya menerima opini dengan jumlah 5000 karakter. Ada juga yang cukup 700 kata dan seterusnya.
Hal ini penting diperhatikan agar kita tidak seperti orang melempar jala ke kandang ayam.
Ketiga, memperhatikan gaya penulisan
Bagi Anda yang pernah membaca artikel di mojok.co mungkin akan menemukan gaya berbeda. Artikel mojok bergaya humor dan satire. Artikel semacam ini tidak mungkin dikirimkan ke kompas atau bahkan koran-koran daerah sekali pun, pasti akan ditolak. Demikian juga artikel bergaya Jawa Pos atau tempo tidak mungkin bisa terbit di Mojok.
Artinya gaya penulisan ini juga menjadi hal penting yang mesti diperhatikan para penulis pemula, karena masing-masing media memiliki gaya tersendiri.
Teknik Menulis Artikel di Koran
Secara umum, artikel opini yang terbit di koran berisi kajian-kajian populer dan aktual. Karena itu, setiap penulis mestilah memahami tren dan isu yang sedang berkembang.
Saat ini, dengan adanya media sosial, untuk menyaring isu-isu populer terbilang cukup mudah. Isu-isu trending biasanya akan menyemak di medsos. Nah, di sini seorang penulis harus cermat menangkap isu yang tepat untuk dijadikan topik artikel yang akan dikirim ke koran.
Baca Juga: Cara Menulis Artikel ke Koran
Bukan saja kemampuan menangkap isu, tapi kehatian-hatian menyaring hoax juga penting. Artinya, sebelum dijadikan topik tulisan, isu-isu tersebut harus diverifikasi dulu keabsahannya.
Setelah topik tulisan ditemukan, selanjutnya adalah segera menulis sebelum isu itu tenggelam oleh isu-isu lainnya yang saat ini begitu melimbah dan saling bersaing. Hal ini penting diperhatikan karena pergantian isu di zaman ini berjalan begitu cepat.
Mengedit Artikel
Setelah proses menulis artikel selesai, langkah selanjutnya adalah mengedit. Aktivitas mengedit ini sebaiknya dilakukan di akhir, setelah tulisan selesai. Tidak disarankan mengedit sambil menulis karena dapat memperlambat proses penulisan dan juga berakibat pada hilangnya ide-ide yang ingin ditulis.
Hal-hal yang harus diedit adalah kesalahan ketik, kesalahan istilah, dan kesalahan kata. Untuk penggunaan kata-kata sebaiknya merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Selain itu edit juga diperlukan pada kalimat. Beberapa kalimat yang tidak logis atau terlalu panjang harus diedit agar mudah dibaca.
Mengirim Artikel ke Koran
Setelah semuanya selesai, selanjutnya adalah mengirim tulisan ke koran. Saat ini pengiriman artikel ke koran dapat dilakukan melalui email redaksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengiriman artikel ke koran adalah:
- Memastikan alamat email.
Alamat email yang digunakan harus valid. Ini penting agar pengirim naskah artikel tidak gagal.
- Subjek email
Pada subjek email tuliskan nama naskah seperti opini atau cerpen beserta judul. Contoh: “Opini ~ Demokrasi di Indonesia.”
Sebenarnya model penulisan ini bebas saja karena fungsinya adalah untuk memberi tahu redaktur bahwa email yang kita kirimkan berisi artikel opini, resensi atau cerpen.
Sebagian koran ada yang membuat ketentuan tersendiri tentang cara penulisan subjek email. Jika tidak ada ketentuan khusus, maka cukup tulis nama naskah dan judul.
- Membuat pengantar singkat
Pengantar singkat ini dibuat di badan email. Pengantar ini penting untuk menyapa redaktur. Pengantar tersebut juga bisa menjadi keterangan kepada redaktur koran.
Contoh pengantar:
Assalamualaikum wr wb
Yth: Redaktur Koran A
Bersama email ini saya kirimkan satu artikel Opini dengan judul “Demokrasi Indonesia.” Semoga bisa mendapat perhatian dari redaksi.
Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalam
Nama Asli
- Mengirim file artikel
Artikel yang dikirim ke koran harus berbentuk file ms word sesuai ketentuan masing-masing koran.
Jangan mengirim artikel langsung di badan email karena akan menyulitkan redaktur dalam membaca dan mengolah tulisan.
Setelah semua langkah tersebut dilakukan, segera tekan tombol send atau kirim.
Demikian cara mengirim artikel ke koran semoga bermanfaat.
0 Comments